PON 2024

NEWS

Meski Kecewa Tak Masuk Babak Selanjutnya, Wushu Papua Melawan Jabar Suatu Kehormatan

Sabtu, 14 September 2024 | 15:50 WIB

Pesanda asal Sumut Samuel Marbun (merah) melakukan selebrasi usai menjaatuhkan lawannya asal berhasil menjatuhkan lawannya asalJabar, Yudi Cahyadi dalam laga Cabor Wushu Sanda kelas 65 kg putra di GOR Serbaguna, Sumatera Utara. PB PON XXI Sumut/ Qodrat Al-Qadri

PON XXI - MEDAN - Menghadapi kegagalan setelah perjuangan panjang tentu berat, apalagi dengan dukungan penuh dari banyak pihak. 

Muhammad Rahmadani Londo atlet Wushu Sanda kelas 52 asal Papua menunjukkan rasa kecewa dan sedihnya, karena gagal masuk ke babak selanjutnya.

Muhammad Rahmadani Londo, saat ditemui usai pertandingan melawan Jawa Barat (Jabar) di gedung Futsal Disporasu, Kamis (12/9/2024), mengungkapkan, dirinya telah berusaha maksimal dengan latihan intensif selama 7-8 bulan,  tapi hasilnya belum sesuai harapan.

Pengalaman pertamanya bertanding di ajang besar seperti PON, pasti memberikan pelajaran berharga yang akan membantu untuk berkembang lebih baik lagi ke depannya.

Meski gagal melawan Jabar, ini bukanlah akhir dari perjalanan. Pria berusia 26 tahun ini terus berjuang dan memperbaiki diri. 

"Kegagalan ini hanyalah batu loncatan menuju pencapaian yang lebih besar. Semoga kerja keras dan tim lainnya membawa hasil di kesempatan berikutnya, dan tetap percaya bahwa setiap usaha tidak akan sia-sia,” katanya.

Sementara Stefano, pelatih wushu Papua, menyampaikan kebanggaannya terhadap performa timnya meskipun wushu di Papua masih tergolong baru. 

Pertandingan melawan Jabar dianggap suatu kehormatan, dan Papua mampu mengimbangi tim kuat tersebut, meskipun pada ronde pertama Papua hampir menang. Namun, keuntungan berat badan yang lebih ringan membuat Jabar diuntungkan.

Menurut Stefano, persiapan tim Papua lebih bersifat mandiri dengan dukungan luar biasa dari Ketua MP4, Elena, meskipun mereka menghadapi keterbatasan di Papua. 

Stefano pun memuji fasilitas di Sumut, termasuk tempat latihan dan pertandingan yang disediakan, serta menyebutkan bahwa Jabar memang tim tangguh yang telah berlatih di bawah bimbingan pelatih asal Tiongkok.

Stefano berharap, agar wushu semakin dikenal dan berkembang di Indonesia, bahkan berharap wushu bisa masuk ke ajang Olimpiade. 

Meski dengan keterbatasan, ia bangga dengan semangat anak-anak timnya yang bertanding secara maksimal. Harapannya ke depan, wushu di Papua bisa semakin eksis, mengingat saat ini olahraga bela diri di Papua lebih didominasi oleh karate, taekwondo, dan tinju. (PB PON XXI SUMUT/Paulina)