PON 2024

NEWS

Sembari Menunggu Jadwal Semifinal, Pemain Sepakbola Putri Jabar Nikmati Festival Kuliner

Senin, 9 September 2024 | 22:58 WIB

Sembari Menunggu Jadwal Semifinal, Pemain Sepakbola Putri Jabar Nikmati Festival Kuliner

PON XXI - Sembari Menunggu Jadwal Semifinal, Pemain Sepakbola Putri Jabar Nikmati Festival Kuliner

DELISERDANG - Sebagian pemain sepak bola putri Jawa Barat menikmati suasana Festival Kuliner yang berada di Gedung Serba Guna (GSG) Pancing atau Lapangan Astaka sembari menunggu jadwal laga semifinal cabang olah raga sepak bola putri.

Seperti Tia selaku ketua regu kontingen Jabar yang terlihat asik menyantap jajanan bersama rekan-rekannya. Mereka memandangi sejumlah stan jajanan yang ada di sekitar dan membeli yang disukai.

Tia menambahkan, sejak tiba di Medan selain rutin latihan mereka juga baru kali ini keluar untuk refreshing menikmati sejenak suasana di lapangan dan bukan sebagai pemain, tapi sebagai penonton.

Awal pertandingan pertama melawan Sumut di hari Kamis, kemudian besoknya mereka libur. Hari Sabtunya tanding lagi berhadapan dengan tim Bangka Belitung (Babel).

“Alhamdulillah kita lolos  ke semifinal. Tinggal bersiap lagi untuk latihan lebih keras.  Walaupun jauh sebelum pelaksanaan PON kita sudah tujuh bulanan berlatih. Lumayan panjang juga persiapan kita yang tidak main-main ini.  Karena kita akan menghadapi 4 pertandingan sampai final.” Sebut Tia yang berharap bisa mencapai target membawa pulang emas ke kampung halaman.

Ditanya soal suasana kota Medan, sedikit tersenyum Tia bercerita. Medan itu ramainya hampir sama dengan di Bandung. Cuma bedanya soal makanan ya. Mungkin karena belum menemukan tempat yang tepat. Baru jalan di sekitaran penginapan saja. 

“Mungkin nanti setelah selesai semua pertandingan, dan kami dinyatakan menang ya pastinya luar biasa bahagianya kan. Makanya kami sudah merencanakan untuk jalan-jalan ke Parapat.  Mau lihat aslinya suku Batak gimana tegasnya. Yang penting sekarang ini kami harus latihan dan latihan lagi, terus setelahnya recovery dan tentunya evaluasi apa kekurangan  yang harus jadi perhatian serius sebelum semifinal nanti.” Bebernya.

Tia menceritakan awal mereka mendarat tiba di Sumut. Dia dan rekan-rekannya sedikit kaget dengan logat warga di Medan. Namun ia sudah pelajari setidaknya karakter orang Medan.

“Sebelum berangkat ke Medan, kami sudah pelajari dulu bagaimana sifat dan karakter orang Medan ini. Karena banyak cerita terdengar katanya orang Medan itu kan terkenal suaranya keras dan menakutkan.

“Saat pertandingan itu memang sudah terasa nuansanya. Bagaimana preasure dari penonton juga emang agak kaget sih karena mungkin memang budayanya juga yang berbeda jadinya kita ya harus adaptasi juga dengan suara keras. Beda banget dengan saat kita sparing di Bandung. Tidak sekeras ini supporternya”

“Maklumlah, kami ini kan lemah lembut orangnya, ya jelas kaget ketemu dengan yang seperti ini. Kami menghibur diri saja mencoba agar tidak terpengaruh dan tidak terpancing supaya bisa tetap tenang”

“Makanya kami pun biasa aja ketika awal pertandingan bertemu dengan tuan rumah Sumut di atas rumput, tepatnya saat 4 hari kami tiba di Medan. Kami tutup saja telinga seolah tidak mendengar suara apa-apa dari suporter pihak lawan.” Kata Tia yang mengaku ini jadi pengalaman pertama yang membuat sedikit takut dengan suara keras dan tegasnya orang-orang Medan.

(PB PON XXI SUMUT/Sri Wahyuni )