NEWS
Anak-anak Down Sindyrome Berwajah Ceria Saat Jadi Play Escort PON XXI
Kamis, 5 September 2024 | 13:42 WIB
PON XXI - MEDAN - Anak-anak dengan kondisi down syndrome di Kota Medan ikut berpartisipasi mensukseskan penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tahun 2024. Mereka tampil ceria sebagai play escort yakni anak-anak yang mendampingi pemain bola saat memasuki lapangan, pada laga Sepakbola Putri di Stadion Mini Dispora Sumut Jl.Williem Iskandar Medan, Rabu (5/9/2024).
Mereka ini adalah anak-anak down syndrome yang tergabung di dalam Komunitas Pusat Informasi Kegiatan (PIK) Persatuan Orangtua dengan Down Syndrom (Potads) Sumut.
Salah seorang anak down syndrom yang ikut tampil adalah Tifa, anak dari Umi Idayanti, yang juga merupakan Ketua Komunitas PIK Potads Sumut.
Ditemui usai pertandingan, Umi menuturkan bahwa anak-anak down syndrome tersebut dengan suka cita bersemangat ikut mensukseskan penyelenggaraan PON XXI.
Karena itu saat diundang oleh panitia, meski harus berangkat dari rumah sejak pagi, mereka tetap antusias.
“Kami tadi siap-siap di rumah sejak pukul 06.00 WIB pagi karena pertandingan dimulai pukul 08.00 WIB. Karena tinggalnya di daerah yang berbeda-beda kami berangkat masing-masing dari rumah,” tutur Umi.
Saat itu Umi terlihat dikelilingi anggota komunitas lainnya yang mendampingi anak-anak mereka. Anak-anak ini terlihat ada yang menari, bermain dan berlarian layaknya anak-anak normal. Ketika melihat kondisi fisik merekalah, kita baru menyadari bahwa mereka berbeda dengan anak-anak normal lainnya.
Umi Idayanti menuturkan, memiliki anak dengan kondisi down syndrome ibarat mendapat anugerah dari Allah SWT. Meski di awal kelahiran anaknya, Umi sempat merasa shock dan terpuruk, namun perlahan dia menyatakan harus menerima kenyataan dan merawat anak ketiganya tersebut dengan penuh kasih sayang.
Setiap Sabtu, Umi Idayanti dan ibu-ibu tergabung dalam Komunitas PIK Potads melakukan pelatihan pengembangan untuk anak-anak mereka di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), yakni Sekolah Luar Biasa (SLB) yang didirikan khusus untuk merawat anak-anak dengan kondisi tuna grahita.
Mereka akan mendapatkan pelatihan pengembangan minat bakat baik itu mewarnai, melukis, menyanyi dan mendapatkan perawatan fisioterapi. Khusus anaknya Tifa, kata Umi, memiliki hobi menari, memainkan alat music zimbe dan olahraga boce, yakni olahraga untuk anak-anak tuna grahita.
Tifa sendiri saat ini berusia 6 tahun dan sudah bersekolah di Sekolah Tadika Putri, kawasan Medan Johor. (PB PON XXI Sumut/Hafnida)