PON 2024

NEWS

Mengulik Fakta Menarik Wisata Religi Masjid Raya Al-Mashun di Kota Medan

Kamis, 19 September 2024 | 22:00 WIB

Mengulik Fakta Menarik Wisata Religi Masjid Raya Al-Mashun di Kota Medan
PON XXI - Jika Anda berkunjung ke Medan, jangan lewatkan salah satu tempat bersejarah yang ikonik, yaitu Masjid Raya Al-Mashun. Masjid ini bukan hanya pusat ibadah umat Islam, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi yang populer bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Dibangun di masa kejayaan Kesultanan Melayu Deli, masjid ini menyimpan banyak kisah menarik.

Berikut enam fakta menarik tentang Masjid Raya Al-Mashun yang memperkaya sejarah Medan:

Peninggalan Era Kejayaan Kesultanan Deli

Pembangunan Masjid Raya Al-Mashun dimulai pada tahun 1906 dan selesai tiga tahun kemudian, pada 1909. Pada saat itu, wilayah Kesultanan Deli mungkin tidak begitu luas, namun Sultan Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX memiliki visi besar. Beliau membangun masjid ini dengan kemegahan yang bahkan melebihi istananya sendiri. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan umat Islam di Medan, khususnya selama masa penjajahan.

Biaya Fantastis: 1 Juta Gulden Belanda

Proyek besar ini dibiayai penuh oleh Sultan Maamun dengan dibantu oleh pengusaha Tjong A Fie, salah satu tokoh terkaya di Medan pada masa itu. Menurut catatan sejarah, pembangunan masjid ini menghabiskan biaya hingga 1 juta gulden Belanda, jumlah yang sangat besar pada saat itu.

Dulunya Bagian dari Kota Maksum

Masjid Raya Al-Mashun terletak di wilayah yang dulu dikenal sebagai Kota Maksum, sebuah kawasan baru yang terbentuk seiring dengan berdirinya masjid. Kawasan ini dulu merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Deli, dan kini menjadi salah satu pusat sejarah di Medan.

Dirancang oleh Arsitek Belanda

Sultan Maamun mempercayakan desain masjid kepada J.A. Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda, yang berhasil memadukan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Spanyol. Keunikan bangunan masjid ini terlihat dari bentuk segi delapannya serta sayap di empat sisi: selatan, utara, timur, dan barat.

Kemewahan Material Impor

Kemegahan masjid ini semakin tampak dari material yang digunakan berkualitas tinggi. Lantai masjid dibuat dari marmer dengan diimpor langsung dari Italia, sementara lampu gantung kristalnya dibawa dari Prancis, menambah kesan megah dan mewah di dalam bangunan.

Situs Bersejarah yang Dilindungi Undang-Undang

Masjid Raya Al-Mashun saat ini dilindungi sebagai situs bersejarah yang tidak boleh diubah bentuk aslinya. Meski usianya lebih dari 100 tahun, bangunan ini tetap kokoh berdiri tanpa pernah mengalami renovasi besar. Tambahan fasilitas hanya dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan, tanpa merusak arsitektur terdahulu.

Dengan segala kemegahan dan sejarah yang tersimpan, Masjid Raya Al-Mashun menjadi destinasi wajib saat berkunjung ke Medan. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi saksi bisu penyebaran Islam di wilayah Sumatra Utara dan simbol kejayaan Kesultanan Deli yang tetap hidup hingga kini.