PON 2024

NEWS

Pegulat Putri Asal Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur Nyatakan Gantung Sepatu Usai Berlaga Di PON XXI

Kamis, 19 September 2024 | 09:56 WIB

Pegulat putri Kaltim Dewi Ulfah melepas sepatu usai melawan pegulat putri Sumut pada Gulat Gaya Bebas kelas 68 Kg Putri PON XXI Aceh-Sumut di GOR Binjai, Sumatera Utara, Rabu (18/9/2024). PON XXI SUMUT/RISKY CAHYADI

PON XXI - BINJAI – Suasana haru mewarnai laga Cabang Olahraga (Cabor) Gulat PON XXI Aceh-Sumut 2024 Kelas 76 Kilogram (Kg) Gaya Bebas Putri di Gedung Olahraga Nasional (GOR Binjai, Sumut, pada Rabu (18/9/2024).

Dua atlet pegulat asal Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim) sama-sama menyatakan "gantung sepatu".

Kedua pegulat tersebut masing-masing atas nama Natrusnicu Roxana Andrea (Kalsel) dan  Dewi Ulfah (Kaltim)  gantung sepatu usai bertanding di GOR Binjai, Sumut, Rabu malam (18/9/2024).

Pada pertandingan itu, Atlet Gulat Kalsel, Natrusnicu, menyabet Medali Perak. 

Sedangkan Atlet Gulat Kaltim, Dewi, meraih Medali Perunggu.

Usai Upacara Penghormatan Pemenang (UPP), Dewi mengatakan pertama menggeluti Gulat sejak 2004, dan saat itu menjadi wanita pertama. 

Ada pun PON XXI Aceh-Sumut 2024  merupakan PON ke-5 baginya.

“Selama mengikuti PON, saya sudah meraih 3 kali Emas, dan 1 Perak, dan 1 Perunggu,” ujarnya.

Setelah sejak lama berkiprah sebagai atlet gulat, akhirnya Dewi memutuskan pensiun sebagai atlet, atau gantung sepatu di usia 38 tahun. 

Keputusan itu diambilnya usai berlaga di PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“Ini sudah saatnya gulat mencari regenerasi lagi. Teman-teman saya juga sudah gantung sepatu, dan saya masih bertahan, hingga akhirnya saya memutuskan di Binjai ini saya terakhir, juga gantung sepatu,” ujarnya.

Kepada para atlet yang muda-muda, Dewi berpesan untuk jangan pernah lelah, terus serius dan semangat dalam berlatih. 

Menurut dia, menjadi sang juara tidak mudah, berlatihlah terus menerus, . Jangan pernah cepat puas.

Selama menjadi atlet gulat, Dewi mengaku cukup banyak kesan yang dirasakannya. 

Salah satunya, bisa jalan-jalan ke luar negeri, berlatih sambil jalan-jalan. 

Tapi, sedihnya itu meninggalkan keluarga.

“Ini saya juga meninggalkan anak saya. Karena kemarin anak saya habis kecelakaan, jadi saya agak sedikit bimbang. Medali ini saya persembahkan untuk anak saya dan mama saya,”ujarnya.

//Natrusnicu Ingin Jadi Pelatih//

Sementara Natrusnicu, pegulat putri Kalsel, yang juga memutuskan gantung sepatu, mengatakan, memulai gulat sejak umur 9 tahun. 

Di usianya yang sudah 35 tahun, ia merasa sudah cukup sebagai atlet. 

"Mau jadi pelatih saja.Karena sebenarnya usia-usia seperti saya ini sadar-sadar saja. Syukur dapat Medali Perak,” ujarnya.

Menurutnya, setiap perjuangan sangat luar biasa. 

Apalagi, saat ini dirinya sudah menjadi seorang ibu, dan di rumah sudah ada anak yang menunggu. 

Baginya, hal itu lebih berat rasanya di banding orang-orang yang lebih muda darinya.

“Alhamdulillah, syukur untuk semuanya apa yang saya dapat di gulat. Akhirnya saya memutuskan di PON kali ini, di GOR Binjai, sudah untuk semuanya, cukup, mau jadi pelatih saja,"ujanya.

Selama berkiprah di Gulat, sejak usia 9 tahun, Natrusnicu pernah juara Eropa, sudah pernah juara di Asian Cahmpionship, dan juara PON. 

Dari kompetisi-kompetisi itu, dia sudah merasakan mendapat Medali Emas, Perak, dan Perunggu.

“Semuanya lengkap. Pesan untuk pegulat muda, harus disiplin, dan tetap semangat, karena olahraga itu, hari ini bisa menang, besok bisa kalah. Jadi, tetap aja semangat, dan bersyukur selalu,” ujarnya. (PB PON XXI 2024 SUMUT./Reza Perdana)