PON 2024

NEWS

Simak! Inilah Tradisi Masyarakat Medan yang Masih Terjaga Hingga Kini

Selasa, 17 September 2024 | 15:00 WIB

Simak! Inilah Tradisi Masyarakat Medan yang Masih Terjaga Hingga Kini

PON XXI - Masyarakat Medan tidak hanya dikenal dengan keragaman budaya dan wisata alamnya, tetapi juga dengan kekayaan tradisi yang tetap dipertahankan di tengah arus modernisasi. Beberapa tradisi yang masih dilestarikan hingga kini, seperti Mandi Balimo dan Martutu Aek, menjadi bukti betapa masyarakat Medan menjunjung tinggi warisan nenek moyang mereka.

Dalam kajian Sutica yang berjudul "Struktur dan Gaya Gerak Asyik dalam Tradisi Ritual Masyarakat Kabupaten Kerinci: Studi Kasus Perbandingan Asyik (Nukun Anak, Menta Gumeng, dan Ayun Luci)", tradisi Mandi Balimo disebut sebagai ritual yang berfungsi untuk penyembuhan dan pembersihan diri di sungai.

Berikut ini adalah enam tradisi masyarakat Medan yang hingga sekarang masih terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat:

1. Mangokkal Holi

Tradisi Mangokkal Holi berasal dari masyarakat Batak Toba dan dilakukan sebagai penghormatan kepada leluhur. Prosesinya melibatkan penggalian kuburan, pengumpulan tulang belulang yang kemudian dibersihkan dan disimpan dalam tugu peringatan khusus.

2. Mandi Balimo

Dilaksanakan menjelang bulan Ramadan, tradisi Mandi Balimo dilakukan di sungai atau sumber air tertentu dengan campuran rempah-rempah. Ritual ini dipercaya dapat membersihkan diri dari penyakit sekaligus mempersiapkan fisik dan mental untuk memasuki bulan suci.

3. Mangirdak

Tradisi yang diadakan ketika seorang wanita memasuki usia kehamilan tujuh bulan ini bertujuan untuk memohon kesehatan bagi ibu dan bayi yang dikandungnya. Selain itu, doa-doa dipanjatkan agar proses persalinan berlangsung dengan selamat dan bayi lahir dengan sempurna.

4, Martutu Aek

Martutu Aek adalah tradisi yang dilakukan ketika bayi baru berusia tujuh hari. Upacara ini melibatkan pemberian nama, memandikan bayi, serta memohonkan doa agar sang anak menjalani kehidupan yang diberkati dan penuh keberuntungan.

5. Marhajabuan

Marhajabuan adalah tradisi pernikahan yang mengumpulkan keluarga besar dari kedua mempelai. Dalam prosesi ini, seluruh anggota keluarga memberikan restu dan doa untuk kelancaran pernikahan dan kehidupan rumah tangga pasangan yang baru menikah.

6. Mate Mangkar

Mate Mangkar adalah upacara adat yang dilakukan ketika sepasang suami istri meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Tradisi ini bertujuan untuk menghormati kepergian mereka dan sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Tradisi-tradisi ini adalah bagian dari identitas masyarakat Medan yang hingga kini masih terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan segala keunikannya, tradisi tersebut menunjukkan betapa masyarakat Medan menghargai kebudayaan dan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh nenek moyang mereka. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung keunikan tradisi ini jika kamu berkunjung ke Medan, ya!