PON 2024

NEWS

Tinju PON XXI Ikuti Standar Internasional IBA, Protes Diduga Akibat Salah Pemahaman

Selasa, 17 September 2024 | 01:23 WIB

Duta Fadilah Simatupang sudut merah asal Sumut berlaga dengan petinju Adhis Priyanto sudut biru asal DKI pada pertandingan babak penyisihan Cabor tinju PON XXI Aceh - Sumut 2024 , digelar di Aula Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.PB PON/Dhev Bakkara

PON XXI - Tinju PON XXI Ikuti Standar Internasional IBA, Protes Diduga Akibat Salah Pemahaman




PEMATANGSIANTAR – Technical Delegate Cabang Olahraga Tinju PON XXI/2024, M. Arisa Putra "Boy" Pohan, memberikan klarifikasi terkait sejumlah isu yang muncul selama pertandingan tinju PON XXI/2024, khususnya pada pertandingan di hari pertama dan kelima di Aula Universitas HKBP Nomensen, Pematangsiantar.

Isu ini sempat viral di media sosial setelah protes dari pengurus atlet tinju asal Papua Pegunungan dan Lampung yang merasa dirugikan saat bertanding melawan tuan rumah Sumatera Utara.

"Ada beberapa hal yang harus kita pahami di sini. Sebelum PON XXI dimulai, kami sudah mengadakan pertemuan daring (Zoom) dengan seluruh provinsi, menjelaskan aturan yang akan digunakan," ujar Boy dalam konferensi pers pada Minggu, 15 September 2024, di Pematangsiantar.

Boy menegaskan bahwa pertandingan tinju di PON XXI/2024 mengikuti aturan dari International Boxing Association (IBA) 2024, di mana penilaian pertandingan mengutamakan skor daripada agresivitas.

"Kami sudah jelaskan kepada para pelatih bahwa penilaian utama adalah skor. Jika skor sama atau imbang, baru dilihat dari teknik, strategi, dan taktik, termasuk agresivitas," tambahnya.

Namun, Boy menjelaskan bahwa video yang viral di media sosial tampaknya telah memunculkan asumsi yang salah, seolah agresivitas menjadi penilaian utama. "Di video yang viral, mereka berasumsi agresif dulu, baru poin. Padahal, yang benar adalah poin diutamakan di atas segalanya. Poin dihitung berdasarkan pukulan yang masuk ke area target tanpa diblok dan tanpa pelanggaran," tegasnya.

Terkait pertandingan antara tuan rumah Sumatera Utara dan Lampung, Boy mengungkapkan bahwa pada ronde pertama dan kedua, Lampung memang kalah, tetapi pelatihnya tidak sabar untuk menunggu keputusan lebih lanjut.

"Kami melihat performa tuan rumah sudah menurun, tapi atlet Lampung melakukan pelanggaran dengan memukul di belakang kepala. Akibatnya, petinju Sumut harus dibawa ke rumah sakit dan ada catatan medisnya," jelasnya.

Boy menekankan bahwa semua pelatih harus memahami aturan yang berlaku dan tidak perlu mencurigai keputusan wasit atau hakim. "Tanpa adanya komplain dari pelatih, wasit atau hakim yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik akan dikenakan sanksi tegas," ujarnya.

Dia menambahkan, sistem penilaian wasit dan hakim sudah sangat transparan, dengan pantauan kamera di venue dan data yang lengkap. Setiap pagi juga dilakukan briefing untuk meninjau kinerja wasit dan hakim, sehingga semua keputusan dapat dipertanggungjawabkan.

"Kami menyelamatkan atlet, bukan hanya mengutamakan kepentingan pengurus atau pelatih. Kami berkomitmen untuk melakukan yang terbaik tanpa pandang bulu," pungkasnya. (PB PON XXI SUMUT/ JUNAIDI)